30.9.10

Resident Evil : Afterlife


Ceritanya bermula dari sebuah persimpangan yang sibuk di tengah ibukota Jepang, Tokyo. Beribu - ribu bahkan berjuta - juta orang melewati jalan yang sama setiap harinya tanpa memiliki perasaan akan tanda bahaya bahwa pada hari itu kehidupan mereka juga masyarakat di seluruh dunia akan berubah untuk selama - lamanya. Sebuah virus yang akan mengubah wajah dunia menjadi sesuatu yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Virus yang dikembangkan oleh Umbrella Corp.

Gadis muda itu berdiri ditengah hujan tanpa ada yang memperhatikan, diam tanpa bergerak, dilewati pejalan kaki begitu saja tanpa prasangka buruk dan secara tiba - tiba dia menjadi gila lalu mulai menggigit pria paruh baya yang seperti hanya ingin melalui hari - harinya dengan cepat. satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan begitu seterusnya mereka bertambah banyak. Ya, mereka adalah mayat hidup atau zombie. Kejadian ini berlanjut hingga tahun - tahun akan kengerian mayat hidup ini tidak terasa berlangsung begitu lama. Empat tahun kemudian, di tempat yang sama dimana Tokyo kini lebih tampak seperti kuburan urban, tepat diatas Umbrella Corp. Alice menuntut balas dendam atas dirinya yang telah dijadikan kelinci percobaan dari T-Virus (virus yang dikembangkan Umbrella Corp.). Sudah menjadi keahliannya untuk menginfiltrasi dan kali ini pun dia berhasil dengan mudahnya tetapi dia tidak sendirian, dia bersama dirinya ditemani oleh dirinya yang lain yang juga berpergian dengan dirinya yang satu lagi (nah, bingung kan). Seperti di film - film lain pasukan Alice ini terlalu tangguh untuk sekumpulan tentara yang entah kenapa lebih seperti target latihan tembak. Berlanjut dengan beberapa adegan tembak - tembakan , ledakan , pecahan kaca dan hal tipikal lainnya. Alice akhirnya bertemu dengan Albert Wesker (pemeran antagonis yang juga termutasi oleh T-Virus). Tentu filmnya tidak berakhir disini karena ini bukan film mengenai betapa cepatnya gol yang dicetak Hakan Sukur ke gawang Korea di PD 2002. Wesker berhasil melarikan diri dan Umbrella Corp. menghancurkan dirinya sendiri dalam bentuk chronosphere. Alice ? Mati semua. Kecuali yang asli. Kenapa yang asli masih hidup ? Karena memang dari awal dia menunggu di dalam pesawat yang digunakan Wesker untuk melarikan diri. Disini juga dia (Wesker) pastinya belum mati meski pesawat yang mereka tumpangi menabrak gunung (mungkin mereka memang Demi-god).

Enam bulan kemudian, Alice melanjutkan perjalanan mencari orang - orang yang berhasil bertahan hidup dari wabah dan menuju Arcadia (shelter for survivors) yang menurut rumor berada di Alaska. Sayangnya Arcadia yang dia temukan bukanlah yang seperti dia harapkan, kecewa mungkin tetapi disini di bertemu dengan salah satu karakter dari film sebelumnya, Claire Redfield dengan masalah hilang ingatannya. Tidak menemukan yang dia cari maka perjalanan pun dilanjutkan menuju Los Angeles. Di kota para malaikat ini Alice melihat sekelompok orang yang berhasil bertahan hidup dari serangan zombie (yang nantinya hanya digunakan sebagai figuran agar terkesan perjuangan mereka melawan zombie terlihat berat). Dari orang - orang inilah Alice kemudian mengetahui Arcadia adalah kapal yang selalu bergerak bukan sebuah tempat statis. Tujuan kemudian di tetapkan, menuju Arcadia. Tentunya membutuhkan beberapa korban untuk sampai kesana (ga seru kalo ga ada yang mati). Di dalam perjalanan menuju Arcadia ini ada salah satu adegan yang membuat saya sangat terhibur bahkan tertawa, saat dimana salah satu zombie bertubuh besar (sangat sangat besar) membawa kapaknya (brutally monstrous hammer :p) yang saya juluki "The Butcher" (julukan untuk zombienya bukan kapaknya) mengejar Claire di dalam ruangan kamar mandi dan air tersembur kemana - mana lalu dibuat menjadi adegan slow-motion, loh kok jadi seperti film India (versi zombie). Lumayan menghibur.

The Butcher

Akhirnya sampai di Arcadia(setelah beberapa orang yang terkesan dipercepat matinya karena masalah durasi film yang seperti dipaksakan untuk menjadi dibawah 100 menit). Apakah sebenarnya Arcadia ini ? Apakah benar kapal ini menampung orang - orang yang berhasil selamat dari serangan zombie ? nah, karena di kapal ini merupakan tempat terjadinya adegan terakhir jadi lebih baik dirahasiakan dulu ceritanya. Ceritanya tanggung ? Ya monggo ditonton filmnya di bioskop terdekat atau saran saya sih beli dvdnya saja.

P.S. : di sini Alice terlihat sangat "dewa". Dia seperti tidak bisa mati, bahkan saat dia loncat dari atap gedung ke jutaan kumpulan zombie (lagi - lagi dengan adegan slow-motion) dan menurut pendapat teman saya film ini sangat mengikuti adegan di game nya. Jadi jika ada adegan yang tidak dimengerti atau dirasa membingungkan bisa ditanyakan kepada teman - teman yang memainkan game "Resident Evil 5".


Rating : 2,00 / 5
Hmmmm.....

image : google

7.9.10

Di Jalanan Kita Bermain

Sulitnya mencari lapangan untuk bermain futsal membuat saya teringat akan hal ini. Saat dimana futsal bukanlah hal yang menjamur dan menjadi sasaran kegiatan anak muda seperti sekarang,(bisnis) lapangan futsal pun masih sulit ditemukan. Futsal belum menjadi sebuah olahraga yang komersil dan masih jarang didengar. Tidak seperti sekarang yang harus menyewa lapangan jauh - jauh hari jika ingin bermain. Kita masih bermain dengan lapangan sepakbola biasa atau teman - teman saya biasa sebut dengan lapangan besar. Tentunya dengan lapangan seukuran itu tidak mungkin jika hanya bermain lima lawan lima atau tiga lawan tiga. Belum juga main, harus mencari personil. Repot.

Meksiko

Solusinya pun muncul dengan sendirinya. Tidak perlu banyak orang untuk bermain, tidak harus bermain di lapangan, tidak ada memiliki aturan yang "merepotkan", bisa dengan sandal atau nyeker, waktu ? sepuasnya. Benar jika anda menebak sepakbola jalanan, permainan sepakbola yang merupakan bagian dari urban culture ini lahir dari depan rumah atau pinggir jalan bahkan gang sempit. Menurut saya olahraga ini memiliki prisip yang sama dengan urban culture lainnya yang lebih merupakan penolakan atas sikap posh dari peraturan sepakbola formal yang bisa dikatakan terlalu banyak menuntut untuk bisa dimainkan di tengah ramainya kota yang tidak memiliki ruang bermain yang cukup. We just want to express ourselves and have fun, no need to make it difficult.

Brazil

Sepakbola jalanan atau bahasa kerennya Street Football (never say soccer) permainan sepakbola yang tidak selalu dinilai dari perolehan gol yang dicetak oleh kedua tim (bisa 1on1). Cara menentukan untuk menjadi pemenang seringkali lebih merupakan hasil kesepakatan kedua belah pihak. Kesenanganlah yang dicari bukan kebanggaan untuk menang dengan selisih skor besar. Bermain dengan kebebasan di atas jalanan.

Panama

Seiring dengan perkembangan olahraga sepakbola yang semakin mendunia tentu sepakbola jalanan pun terkena imbasnya dan karena memang pada dasarnya sepakbola merupakan olahraga yang bisa menyatukan berbagai kalangan lapisan masyarakat maka dengan cepat penggemar olahraga ini pun bertambah banyak. Dengan melihat terus meningkatnya penggemar olahraga ini, para produsen perlengkapan olahraga yang sudah mendunia pun tidak tinggal diam. Mereka mulai berani untuk mendanai acara - acara dengan model olahraga seperti ini (tentu dengan sedikit modifikasi). Hasilnya pada tahun 2006 diadakan "Street Football World Championship" untuk pertama kalinya di Berlin. Dari gang kumuh perjalanan panjangnya pun sampai di pentas dunia.

Irak


Sore hari sepulang sekolah
bermodalkan sandal jepit dan bola
mereka membuat gawang dengan jarak selangkah
yang seringkali tidak ada penjaganya

Bola diletakan ditengah "lapangan"
tentukan giliran dengan suit
mulailah berlarian
berkejaran kesana kemari

Tidak perlu wasit atau aturan
sportifitas muncul dengan kesadaran diri sendiri
bahkan pelanggaran
hanyalah sebuah bahan tertawaan


Bukan jumlah gol yang dikejar
melainkan kepuasan bermain
dan kesenangan berkumpul bersama teman


Senangnya bermain sepakbola jalanan
jauh dari kata tawuran
kecurangan
dan permusuhan.




image : google